Pendahuluan
S.R.I. adalah teknik budidaya padi yang
mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman,
tanah, air, dan unsur hara. Metode S.R.I. ini terbukti telah berhasil
meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 % bahkan di beberapa tempat mencapai
lebih dari 100 %.
Teknik S.R.I. ini telah berkembang di 36
negara antara lain Indonesia, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Bangladesh,
Cina, Nepal, Srilanka, Gambia, Madagaskar dan lainnya.
Dalam budidaya padi metode S.R.I. ini
ada beberapa prinsip yang menjadi ketentuan, yaitu :
a.
Tanam
bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar (hss) ketika bibit masih
berdaun 2 helai.
b.
Tanam
bibit satu lubang satu batang dengan jarak tanam biasa 25 Cm x 25 Cm, 30 Cm x
30 Cm atau legowo 2.
c. Pindah
tanam harus hati-hati karena batang masih lemah dan akar tidak putus dan
ditanam tidak dalam.
d.
Pemberian
air maksimal 2 Cm dengan cara intermitten (berselang).
e.
Penyiangan
sejak awal pada umur 10 hari dan diulang sampai 3 kali dengan interval 10
harian.
f. Upayakan
menggunakan pupuk organik.
Kelebihan S.R.I. dibandingkan dengan
tanam padi secara biasa petani (konvensional) adalah :
a.
Tanaman
hemat air.
b.
Hemat
biaya benih.
c.
Hemat
waktu karena panen lebih awal.
d.
Produksi
bisa meningkat.
Budidaya Padi
Metode S.R.I.
a.
Pengolahan
Tanah
· Tanah dibajak
sedalam 25 – 30 Cm.
· Benamkan
sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan
· Gemburkan dengan
garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan sehingga
saat diberikan air ketinggiannya di petakan sawah merata.
· Sangat
dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan pupuk organik (pupuk kandang,pupuk
kompos,pupuk hijau).
b.
Pemilahan
Benih Bernas dengan Larutan Garam
Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik (bernas) maka perlu dilakukan pemilihan, walaupun benih tersebut dihasilkan sendiri, atau benih berlabel yaitu dengan menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik (bernas) maka perlu dilakukan pemilihan, walaupun benih tersebut dihasilkan sendiri, atau benih berlabel yaitu dengan menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah sebagai berikut:
· Masukan
air kedalam ember, kemudian masukan garam lalu diaduk sampai larut, jumlah
garam dianggap cukup bila telur itik bisa mengapung.
· Masukan
benih padi kedalam ember, kemudian pisahkan benih yang mengambang dengan yang
tenggelam. Selanjutnya benih yang tenggelam/benih yang bermutu dicuci dengan
air biasa sampai bersih.
c.
Perendaman
dan Pemeraman Benih
Setelah uji benih selesai proses berikutnya adalah:
Setelah uji benih selesai proses berikutnya adalah:
· Benih
yang bermutu (tenggelam) direndam dalam air bersih selama 24-48 jam.
· Setelah
direndam, dianginkan (ditiriskan) selama 24-48 jam sampai berkecambah
d.
Persemaian
Persemaian untuk budidaya S.R.I dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemindahan, pencabutan, dan penanaman.
Persemaian untuk budidaya S.R.I dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemindahan, pencabutan, dan penanaman.
Proses
persemaian adalah sebagai berikut:
· Benih
yang dipergunakan tergantung pada kebiasaan/ kesukaan petani (bermutu
baik/bernas).
· Penyiapan
tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, kemudian
diberikan tanah yang subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi tanah
pembibitan sekitar 4cm.
· Benih
yang ditaburkan ke dalam tempat persemaian, kemudian ditutup tanah tipis.
e.
Penanaman
· Pola
penanaman bibit metoda S.R.I adalah bujur sangkar 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau
lebih jarang lagi misalkan sampai 50 x 50 cm pada tanah subur.
· Garis-garis
bujur sangkar dibuat dengan caplak.
· Bibit
ditanam pada umur 5-15 hari (daun dua) setelah semai, dengan jumlah bibit per
lubang satu, dan dangkal 1-1,5 cm, serta posisi perakaran seperti huruf L.
f. Pemupukan Takaran
pupuk an-organik (kimia) disesuaikan
dengan anjuran. Hasil Demplot digunakan pupuk kimia sebagai berikut:
·
Pemupukan
I pada umur 7-15 HST dengan dosis Urea 125kg/Ha, SP-36 100kg/ha.
·
Pemupukan
II pada umur 20-30 HST dengan dosis Urea 125kg/ha
·
Pemupukan
III pada umur 40-45 HST dengan dosis ZA 100kg/ha. jika tanaman belum bagus.
Metode S.R.I
sangat menganjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos atau pupuk
hijau/daun-daunan), penggunaan pupuk organik selain memperbaiki struktur tanah
juga bisa mengikat air/menghemat air.
g.
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau rotary weeder,
atau dengan alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus
penggemburan tanah. Penyiangan dilakukan
sebanyak 3 kali atau lebih, sesuai kondisi sawah. Semakin sering dilakukan
penyiangan akan dapat meningkatkan produksi.
h.
Pemberian
air secara terputus/berselang
Dengan cara
terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan sawah maksimum 2
cm, paling baik macak-macak (0,5 cm).
Pada periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai tanahnya
pecah-pecah rambut.
i.
Panen
Panen dilakukan
setelah tanaman sudah tua dengan ditandai menguningnya semua bulir secara
merata atau masaknya gabah. Bulir padi telah benar-benar bernas berisi. Bila
dihitung dari pesemaian, maka umur panen lebih singkat dibandingkan dengan cara
konvensional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar