Senin, 23 September 2013

Tanam Padi Metode S.R.I. (System of Rice Intensification)




Pendahuluan
S.R.I. adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode S.R.I. ini terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 % bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100 %.
Teknik S.R.I. ini telah berkembang di 36 negara antara lain Indonesia, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, Nepal, Srilanka, Gambia, Madagaskar dan lainnya.
Dalam budidaya padi metode S.R.I. ini ada beberapa prinsip yang menjadi ketentuan, yaitu :
a.    Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai.
b.   Tanam bibit satu lubang satu batang dengan jarak tanam biasa 25 Cm x 25 Cm, 30 Cm x 30 Cm atau legowo 2.
c.   Pindah tanam harus hati-hati karena batang masih lemah dan akar tidak putus dan ditanam tidak dalam.
d.   Pemberian air maksimal 2 Cm dengan cara intermitten (berselang).
e.    Penyiangan sejak awal pada umur 10 hari dan diulang sampai 3 kali dengan interval 10 harian.
f.     Upayakan menggunakan pupuk organik. 
Kelebihan S.R.I. dibandingkan dengan tanam padi secara biasa petani (konvensional) adalah :
a.    Tanaman hemat air.
b.   Hemat biaya benih.
c.    Hemat waktu karena panen lebih awal.
d.   Produksi bisa meningkat.

Budidaya Padi Metode S.R.I.
a.    Pengolahan Tanah
·   Tanah dibajak sedalam 25 – 30 Cm.
·   Benamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan
·   Gemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan sehingga saat diberikan air ketinggiannya di petakan sawah merata.
· Sangat dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan pupuk organik (pupuk kandang,pupuk kompos,pupuk hijau).
b.   Pemilahan Benih Bernas dengan Larutan Garam
     Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik (bernas) maka perlu dilakukan pemilihan, walaupun benih tersebut dihasilkan sendiri, atau benih berlabel yaitu dengan menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah sebagai berikut:
·   Masukan air kedalam ember, kemudian masukan garam lalu diaduk sampai larut, jumlah garam dianggap cukup bila telur itik bisa mengapung.
·   Masukan benih padi kedalam ember, kemudian pisahkan benih yang mengambang dengan yang tenggelam. Selanjutnya benih yang tenggelam/benih yang bermutu dicuci dengan air biasa sampai bersih. 
c.    Perendaman dan Pemeraman Benih
       Setelah uji benih selesai proses berikutnya adalah:
·      Benih yang bermutu (tenggelam) direndam dalam air bersih selama 24-48 jam.
·      Setelah direndam, dianginkan (ditiriskan) selama 24-48 jam sampai berkecambah
d.   Persemaian
      Persemaian  untuk budidaya S.R.I dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemindahan, pencabutan, dan penanaman.
Proses persemaian adalah sebagai berikut:
·      Benih yang dipergunakan tergantung pada kebiasaan/ kesukaan petani (bermutu baik/bernas).
·   Penyiapan tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, kemudian diberikan tanah yang subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi tanah pembibitan sekitar 4cm.
·   Benih yang ditaburkan ke dalam tempat persemaian, kemudian ditutup tanah tipis. 
e.    Penanaman
·     Pola penanaman bibit metoda S.R.I adalah bujur sangkar 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau lebih jarang lagi misalkan sampai 50 x 50 cm pada tanah subur.
·      Garis-garis bujur sangkar dibuat dengan caplak.
·     Bibit ditanam pada umur 5-15 hari (daun dua) setelah semai, dengan jumlah bibit per lubang satu, dan dangkal 1-1,5 cm, serta posisi perakaran seperti huruf L.
f.   Pemupukan Takaran pupuk  an-organik (kimia) disesuaikan dengan anjuran. Hasil Demplot digunakan pupuk kimia sebagai berikut:
·        Pemupukan I pada umur 7-15 HST dengan dosis Urea 125kg/Ha, SP-36 100kg/ha.
·        Pemupukan II pada umur 20-30 HST dengan dosis Urea 125kg/ha
·        Pemupukan III pada umur 40-45 HST dengan dosis ZA 100kg/ha. jika tanaman belum bagus.
Metode S.R.I sangat menganjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau/daun-daunan), penggunaan pupuk organik selain memperbaiki struktur tanah juga bisa mengikat air/menghemat air.  
g.   Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau rotary weeder, atau dengan alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus penggemburan tanah.  Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih, sesuai kondisi sawah. Semakin sering dilakukan penyiangan akan dapat meningkatkan produksi.
h.   Pemberian air secara terputus/berselang
Dengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm).  Pada periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai tanahnya pecah-pecah rambut.
i.       Panen
Panen dilakukan setelah tanaman sudah tua dengan ditandai menguningnya semua bulir secara merata atau masaknya gabah. Bulir padi telah benar-benar bernas berisi. Bila dihitung dari pesemaian, maka umur panen lebih singkat dibandingkan dengan cara konvensional.

MINA PADI BELUT TANPA OLAH TANAH

 


GAMBARAN TEKNIS
Mina padi belut diterapkan pada areal tanaman padi sawah dengan pola tanam legowo 2 berukuran 20 – 40 – 20 artinya akan terdapat populasi tanaman atau rumpun 187.000 per Ha, pola tanam ini lebih banyak rumpun disbanding pola tanam ukuran 25 x25 yang hanya mempunyai jumlah rumpun 160.000 per Ha (belum termasuk yang dicabut rorakan/ okeman) sehingga dapat selisih 27.000 rumpun, bayangkan kalau untuk satu rumpun saja berbobot 40 gram x 27.000 maka sama dengan 1.080.000/ 1000 = 1.080kg atau 1,05 ton per Ha.
Pola tanam legowo 20 – 40 – 20 membentuk segi empat berbanding (2:1) yang berskema tanam depan belakang berjarak 20 cm interval legowo 40 cm dan kanan kiri (samping) 20 cm, pada interval 40 cm yang tidak ditanami dibuat media kompos dengan komposisi cacahan batang pisang basah 5cm, taburi dengan bio tanah atau mikrostrarter, diatasnya kotoran sapi 5cm dan jerami 5cm taburi lagi dengan bio tanah atau mikrostarter tutup dengan tanah 3cm diulang 2x sehingga ketinggian tanggulan 30cm karena sebelum dibuat tanggulan ini tanah lebih diambil dengan kedalaman 6cm yang selanjutnya tanah ini akan dibuat media tanggulan. Jangan menggunakan media kotoran ternak dari kotoran kambing atau domba karena kotoran ini tidak terurai selama 3 bulan.
BAHAN – BAHAN UNTUK MEMBUAT MEDIA :
1.        Tanah lumpur, berfungsi sebagai penahan suhu agar tidak panas.
2.    Kompos/ pupuk yang berasal dari pelapukan bahan – bahan seperti dari dedaunan, jerami, alang – alang, rumput dan sebagainya
3.    Jerami termasuk bahan organic yang dapat menyuburkan media tanam dan memiliki sifat hangat.
4.     Gedebog atau pelepah pisang, umumnya ada dua jenis yaitu kering dan basah, gedebog pisang kering kaya akan bahan organic, sedangkan yang basah mengandung kalium, kalsium dan magnesium yang berfungsi sebagai penyangga agar media tidak terlalu asam gedebog pisang ini umumnya difungsikan untuk menyerap gas atau racun yang timbul oleh proses permentasi.
5.    Bio tanah atau mikrostarter dapat diperoleh dipasaran seperti (EM4) berfungsi untuk merangsang atau mempercepat proses dekomposisi atau permentasi bahan media. Untuk lebih memberdayakan bahan ini dapat dibuat dengan komposisi ragi 1kg (pada saat basah) tepung gula pasir 3kg dan dedak halus 50kg. untuk 1 Ha dari pengalaman yang sudah dipraktekan ternyata hasilnya jauh lebih bagus, pada saat penaburan harus disiram dengan air secukupnya (tidak terlalu basah).

Biarkan media yang sudah dibuat ini selama 10 hari untuk media yang dibuat dari bahan yang sudah dikeringkan dan 15 hari bila bahan media yang dibuat masih mentah atau busuk.

PEMBUATAN MEDIA
Gali tanah sedalam 60cm, selanjutnya pasang terpal plastic untuk bagian sisi pasang patok – patok bamboo dengan ketinggian dari tanah kurang lebih 30cm, bagian atas terhubung dengan tali/ tambang atau dengan bamboo. Setelah semua terpasang masukan media organic dengan perbandingan 50 : 50.
50% bagian organic terdiri dari 50% kotoran sapi 30% cacahan batang pisang dan 20% kompos jamur. Campurkan dengan media tanah galian awal dengan bahan organic tadi, setelah semua tercampur rata buatlah galengan – galengan, adapun tinggi galengan tersebut kurang lebih 90cm dari permukaan terendah dengan jarak yang disesuaikan denah petak legowo 20 – 40 – 20 selanjutnya tutup galengan tadi dengan plastic dioles dengan stempet yang sudah dicampur dengan oli atau bahan lain untuk mencegah hama tikus masuk. Pada saat pembuatan pembibitan padi lakukan juga pembuatan pembibitan palawija yang akan ditanam, misalnya cabe, cabe rawit.

PROSES TANAM
1.      Tanam padi pola legowo  20 – 40 – 20.
2.      15 hari setelah tanam lakukan penebaran benih belut.

PENEBARAN BENIH
Setelah tanam berumur 1 minggu lakukan penebaran benih belut ukuran 25 - 50/kg sebanyak 70kg, untuk lahan seluas 15 x 15 hal ini agar belut dapat tumbuh lebih cepat karena budidaya ini bersifat pembesaran, sebelum dilakukan penebaran sebaiknya belut disimpan dulu dimedia karantina/ bak selama 1 – 2 hari, diberi air dengan ketinggian 10cm hal ini dilakukan untuk menyeleksi mana yang sakit dan mana yang sehat atau paling tidak untuk mengistirahatkan dulu pada saat perjalanan jauh.
Volume padat lebar berdasarkan ukuran dan lama pemeliharaan (media kolam buatan, ruang gerak terbatas).
Ukuran panjang     Padat lebar    Lama pemeliharaan     Pertambahan berat
 1 – 2 cm                   500                    2  bulan                               _
 2 – 5 cm                   250                    2  bulan                                    _
 5 – 8 cm               100 – 200             2 – 3  bulan                   2 – 2,5% / bulan
12 – 15 cm             50 – 100             2 – 3 bulan                     3,5 – 4% / bulan
18 – 25 cm              25 – 50              3 – 6 bulan                     4 – 4,5% / bulan
Setelah bibit ditebar genangan air cukup 5 – 10 cm atau tanggulan tidak tertutup air.

PEMBERIAN PAKAN
Karena belut termasuk hewan karnivora pakan yang diberikan harus mengandung 65 – 70 protein jadi pembrian pakan hidup seperti keong mas, ikan – ikan kecil seperti ikan sepat dan cacing tanah akan lebih ekonomis karena sebagian besar ada dilapangan namun dapat juga pakan pellet diberikan sebagai menu tambahanya, berdasarkan temuan dilapangan ternyata selain keong mas pakan yang efisien adalah dengan memasukan beberapa indukan katak sehingga dapat berkembang biak dihabitat tersebut. Jangan memberikan pakan keong mas pada saat tanaman padi masih muda atau berumur kurang dari 10Hst karena dikawatirkan keong mas dapat merusak tanaman padi.
Selain belut padi juga diberikan pakan berupa pemberian pupuk baik majemuk (npk) ataupun tunggal (urea, sp 18 dan kcl) namun disekitar tanaman padi sudah tersedia kompos organic yang sudah bersifat alami atau slow relase maka sebaiknya quantity jumlah pupuk teralokasi cukup 50% dari dosis normal yang lebih penting jangan menggunakan insektisida jenis KARBOPURAN yang biasanya dicampurkan dengan pupuk dalam aplikasinya.
Dalam pemeliharaan tanaman juga upayakan menggunakan insektisida/ fungisida organic dalam menangani hama dan penyakit tanaman ini (GAPOKTAN SRI REJEKI) menyediakan, namun bila menggunakan insektisida kimia dapat digunakan dari jenis pyretroid dan karbamat atau jenis insektisida ramah lingkungan lainya yang sekarang banyak beredar yang perlu diperhatikan adalaqh pada saat penyemprotan genangan air tidak kurang dari 5cm hal ini untuk mempercepat penguraian  kandungan racun yang jatuh ketanah dan jangan sekali – kali menggunakan racun/ insek yang dapat mengakibatkan kematian pada belut.

KRITERIA DAN JENIS INSEKTISIDA
1.      Fosfor organic
Adalah bahan sintetik organic yang bekerja sebagai racun kontak atau sistemik, mematikan serangga dengan cara menghambat aktivitas cholin esterase pada sistim saraf serangga memiliki efek residu yang pendek, namun dapat membunuh belut.
Contoh :
Diazinon                                      
Diazinon 10G                              
Monokrotofos                            
Klorfiripos                                              
Fenitrotion                                  
2.      Karbamat
Mempunyai cara kerja dan sifat – sifat seperti pada insektisida fosfor organic, beberapa contoh yang tidak membunuh belut :
BPMC                                           
MIPC                                            
Contoh yang dapat mmembunuh belut :
Karbaril                                       
Karbopuran                                
3.      Klor organic
Senyawa disebut juga organoklorin umumnya bekerja sebagai racun kontak atau lambung mempunyai residu yang panjang dapat membunuh belut
DDT                                             
BHC                                              
Endosulpan                                 
4.      piretroid
senyawa piretroid sintetis merupakan hasil rekayasa meniru dan mengembangkan senyawa piretrin yang berasal dari bunga piretrium (Insektisida Botani), umumnya bekerja sebagai racun kontak yang efektif membunuh serangga beracun terhadap ikan dan lebah namun aman terhadap mamalia, bersifat cinta lemak (Lipopilik), contohnya insek yang berbahan aktif :
Alfa sipermetrin
Beta sipermetrin
Deltametrin
Permetrin
Fenpalerat
Berdasarkan pengalaman dilapangan insek ini tidak membunuh belut.
5.      ZPT
Adalah senyawa organic sintetik yang dirancang menirukan kerja hormone yang secara normal ditemukan pada serangga sehingga pertumbuhanya menjadi tidak normal dan tidak mampu menghasikan keturunan atau mungkin mati, tetapi tidak membunuh belut cntohnya :
Diflubenjuron                             
Klorfuazuron                              
Buprofezin                                              
6.      Mikroba
Adalah formulasi insektisida yang yang berasal dari organism mikro seperti jamur, protozoa, bakteri atau virus organism mikro tersebut menyerang atau meracuni serangga sasaran tidak membunuh belut tetapi dapat mengakibatkan belut terkena penyakit. Beberapa contoh insek mikroba adalah :
DELFIN WDG
THURICIDE HP
Hal yang lebih penting dalam mina padi belut ini adalah pemeliharaan dan pengamatan baik tanaman ataupun belut, karena keterbatasan wawasan kami dalam hal bahan kimia mungkin saja masih ada beberapa jenis insektisida yang tidak tertulis disini dapat membunuh atau mengganggu pertumbuhan belut namun berdasarkan pengamatan dilapangan untuk jenis insektisida yang sedang trend ternyata tidak dapat membunuh belut, (Prevaton – Virtako).

PEMANENAN
Dilakukan setelah padi dipanen selanjutnya limbah jerami agar ditaburkan diatas tanaman padi yang telah dipotong tadi agar tanah tidak terkena sinar matahari langsung, selanjutnya masukan air atau kalau tidak ada air karena saluran telah ditutup upayakan sebelum panen padi masukan dulu air sehingga pada saat panen padi tanah tidak kering kerontang hal ini dimaksudkan karena bila tanah sangat kering maka belut akan masuk kedalam tanah yang lebih dalam untuk berlindung ketempat yang lembab.
Pemanenan dimulai dengan menarik sisa batang jerami yang telah dipotong (diarit) sehingga tanah yang melekat diakar tanaman dapat terangkat, proses ini juga merupakan kegiatan menggiring belut ketanggul – tanggul.
Tahap selanjutnya bila belut sudah diambil dari luar tanggulan focus kita selanjutnya ketanggulan atau media kompos, bongkar kompos secara perlahan ambil belut yang sudah terperangkap ini namun kompos yang sudah dibongkar dibuang ketempat/ area semula yang ditanami padi (area 20). Hal inilah yang akan mengarah kepada MINA PADI BELUT MENUJU TEKNOLOGI TANPA OLAH TANAH, walau disadari tidak akan sempurna untuk tahap pertama tetapi bila setiap tanam proses ini diulang mudah – mudahan tujuan ini akan tercapai sembari memberdayakan petani dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan membuat kompos organic untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mengembalikan kesuburan tanah disamping KESIAPAN PETANI KARAWANG UNTUK GO ORGANIK
Kalaupun ada yang lolos, belut hanya dapat masuk kedalam tanah sampai batas kedalaman tanah yang keras (Lemah tandingan) perlu diingat karena belut sangat peka terhadap sengatan cahaya matahari jadi sebaiknya pemanenan dilakukan pagi – pagi antara jam 06.00 – 09.00 atau sore hari dari jam 15.00, perlu juga diperhatikan media tempat hasil panen jangan diisi air terlalu banyak serta jangan menyimpan terlalu banyak dan terlalu lama, tetapi bahkan lebih baik diamankan dulu baru proses pemanenan dilakukan lagi, bila tidak langsung dipasarkan untuk mengurangi tingkat kematian belut dapat disimpan di bak penampungan dan isi air diatas ketinggian 10 cm.

KEUNTUNGAN MINA PADI BELUT

1.    Tanah relative lebih subur, karena ketersediaan kompos organic.
2.    Kandungan/ sirkulasi oksigen dalam tanah cukup tersedia, lubang – lubang belut akan membuat tanah menjadi berongga.
3.    Penggunaan pupuk kimia menjadi berkurang, terjadi penurunan biaya proses produksi disamping kotoran belut (fases) juga memberikan kesuburan.
4.    Untuk jangka panjang akan menuju teknologi tanpa olah tanah, efisiensi biaya traktor.
5.    Tanaman padi relative terlindungi dari hama tikus, ada karpet yang lebih tahan dari pada plastic biasa.
6.    Terdapat multi produk dari areal yang sama, jika gagal panen padi masih dapat diharapkan dari produk mina.
7.    Pemberdayaan petani dan proses pembelajaran partisipatif.
8.    Cenderung memilih insektisida yang bersahaja dan tidak berlebihan dalam menggunakan racun.
9.    Konsep penanganan hama hayati, seperti keong mas, orong – orong, wereng serta hama putih palsu.
10.              Pemanfaatan limbah yang selama ini terbuang, limbah jamur, jerami serta kotoran ternak.
11.              Memunculkan musuh alami untuk hama wereng.

KELEMAHAN
1.    Untuk jangka pendek membutuhkan modal yang besar.
2.    Untuk areal rawan banjir sangat beresiko.
3.    Hanya dapat diterapkan untuk areal sawah cenderung dangkal, kedalaman lumpur lebih dari 40 cm tidak dapat diterapkan.
4.    Harus mencari dan membawa material dari luar pesawahan.
5.    Kegagalan akibat kematian salah teknis dapat saja terjadi.
6.    Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengelola.
7.    Tahap pertama untuk penerapan tehnik tanpa olah tanah tidak akan 100% berhasil, tidak seperti ditraktor (tanah lebih hancur)
8.    Jaminan pemasaran untuk jangka panjang, bila sudah banyak yang melaksanakan produk akan melimpah.

ANGGARAN BIAYA DALAM MINA PADI BELUT
A.   Investasi                                       
-       Sewa lahan                                                       RP. 1.000.000,-
-       Karpet bangunan 15x15 @Rp.9000              Rp.    540.000,-
-       Bamboo 15 batang @Rp.6000                                   Rp.      90.000,-
Total Investasi                                                           Rp. 1.630.000,-

B.   Biaya operasional
-       Benih 70kg @Rp.30.000                                             Rp. 2.100.000,-
-       Tenaga kerja 20hr @Rp.40.000                                 Rp.    800.000,-
-       Media                                                                Rp.    600.000,-
-       Biaya pakan tambahan                                               Rp.    450.000,-
-       Biaya panen                                                     Rp.    200.000,-
-       Penyusutan sewa lahan                                              Rp.      41.000,-
-       Penyusutan karpet banguan                          Rp.      22.000,-
Total biaya operasional                                        Rp. 4.213.000,-

C.    Penerimaan
-       Panen 300 x Rp. 30.000,-                                            Rp. 9.000.000,-
D.   Keuntungan  Rp. 9.000.000 - Rp. 4.213.000,- = Rp. 4.748.000,-

E.    Pertimbangan usaha

1.    BEP (break event point) untuk harga produksi
BEP = Rp. 4.213.000,- : 300kg = Rp. 14.043,-
Dengan volume produksi 300kg titik balik modal tercapai jika harga belut   Rp.14.043,-/kg
BEP untuk volume produksi = Rp. 4.213.000,- : 30.000,- = 140.433kg dengan harga jual Rp. 30.000,- titik balik modal tercapai jika volume produksi 140.433kg

2.    B/C (perbandingan penerimaan dan biaya)
B/C = Rp.9.000.000,- : Rp. 4.213.000,- = 2,13
Setiap penambahan biaya Rp. 1 akan peroleh penerimaan 2,13

3.    NPV (net present value) Rp. 9.000.000,- x 1/ (1+0,0083)4 = Rp. 8.973.000,- dengan asumsi bunga bank 10% / tahun penerimaan diperoleh 4 bulan dengan nilai Rp.8.973.000,-



Oleh : H. Tatang Gunawan, S.P., dan Hadi Suherman Ketua Gapoktan Sri Rejeki