GAMBARAN
TEKNIS
Mina padi belut diterapkan pada areal tanaman
padi sawah dengan pola tanam legowo 2 berukuran 20 – 40 – 20 artinya akan
terdapat populasi tanaman atau rumpun 187.000 per Ha, pola tanam ini lebih
banyak rumpun disbanding pola tanam ukuran 25 x25 yang hanya mempunyai jumlah
rumpun 160.000 per Ha (belum termasuk yang dicabut rorakan/ okeman) sehingga
dapat selisih 27.000 rumpun, bayangkan kalau untuk satu rumpun saja berbobot 40
gram x 27.000 maka sama dengan 1.080.000/ 1000 = 1.080kg atau 1,05 ton per Ha.
Pola tanam legowo 20 – 40 – 20 membentuk segi
empat berbanding (2:1) yang berskema tanam depan belakang berjarak 20 cm
interval legowo 40 cm dan kanan kiri (samping) 20 cm, pada interval 40 cm yang
tidak ditanami dibuat media kompos dengan komposisi cacahan batang pisang basah
5cm, taburi dengan bio tanah atau mikrostrarter, diatasnya kotoran sapi 5cm dan
jerami 5cm taburi lagi dengan bio tanah atau mikrostarter tutup dengan tanah
3cm diulang 2x sehingga ketinggian tanggulan 30cm karena sebelum dibuat
tanggulan ini tanah lebih diambil dengan kedalaman 6cm yang selanjutnya tanah
ini akan dibuat media tanggulan. Jangan menggunakan media kotoran ternak dari kotoran
kambing atau domba karena kotoran ini tidak terurai selama 3 bulan.
BAHAN –
BAHAN UNTUK MEMBUAT MEDIA :
1.
Tanah lumpur, berfungsi sebagai penahan suhu
agar tidak panas.
2. Kompos/ pupuk yang berasal dari pelapukan
bahan – bahan seperti dari dedaunan, jerami, alang – alang, rumput dan
sebagainya
3. Jerami termasuk bahan organic yang dapat
menyuburkan media tanam dan memiliki sifat hangat.
4. Gedebog atau pelepah pisang, umumnya ada dua
jenis yaitu kering dan basah, gedebog pisang kering kaya akan bahan organic, sedangkan
yang basah mengandung kalium, kalsium dan magnesium yang berfungsi sebagai
penyangga agar media tidak terlalu asam gedebog pisang ini umumnya difungsikan
untuk menyerap gas atau racun yang timbul oleh proses permentasi.
5. Bio tanah atau mikrostarter dapat diperoleh
dipasaran seperti (EM4) berfungsi untuk merangsang atau mempercepat proses
dekomposisi atau permentasi bahan media. Untuk lebih memberdayakan bahan ini
dapat dibuat dengan komposisi ragi 1kg (pada saat basah) tepung gula pasir 3kg
dan dedak halus 50kg. untuk 1 Ha dari pengalaman yang sudah dipraktekan
ternyata hasilnya jauh lebih bagus, pada saat penaburan harus disiram dengan
air secukupnya (tidak terlalu basah).
Biarkan
media yang sudah dibuat ini selama 10 hari untuk media yang dibuat dari bahan
yang sudah dikeringkan dan 15 hari bila bahan media yang dibuat masih mentah
atau busuk.
PEMBUATAN
MEDIA
Gali tanah sedalam 60cm, selanjutnya pasang
terpal plastic untuk bagian sisi pasang patok – patok bamboo dengan ketinggian
dari tanah kurang lebih 30cm, bagian atas terhubung dengan tali/ tambang atau
dengan bamboo. Setelah semua terpasang masukan media organic dengan
perbandingan 50 : 50.
50% bagian organic terdiri dari 50% kotoran
sapi 30% cacahan batang pisang dan 20% kompos jamur. Campurkan dengan media
tanah galian awal dengan bahan organic tadi, setelah semua tercampur rata
buatlah galengan – galengan, adapun tinggi galengan tersebut kurang lebih 90cm
dari permukaan terendah dengan jarak yang disesuaikan denah petak legowo 20 –
40 – 20 selanjutnya tutup galengan tadi dengan plastic dioles dengan stempet
yang sudah dicampur dengan oli atau bahan lain untuk mencegah hama tikus masuk.
Pada saat pembuatan pembibitan padi lakukan juga pembuatan pembibitan palawija
yang akan ditanam, misalnya cabe, cabe rawit.
PROSES TANAM
1. Tanam padi
pola legowo 20 – 40 – 20.
2.
15 hari setelah tanam lakukan penebaran benih
belut.
PENEBARAN
BENIH
Setelah tanam berumur 1 minggu lakukan
penebaran benih belut ukuran 25 - 50/kg sebanyak 70kg, untuk lahan seluas 15 x
15 hal ini agar belut dapat tumbuh lebih cepat karena budidaya ini bersifat
pembesaran, sebelum dilakukan penebaran sebaiknya belut disimpan dulu dimedia
karantina/ bak selama 1 – 2 hari, diberi air dengan ketinggian 10cm hal ini
dilakukan untuk menyeleksi mana yang sakit dan mana yang sehat atau paling
tidak untuk mengistirahatkan dulu pada saat perjalanan jauh.
Volume padat lebar berdasarkan ukuran dan
lama pemeliharaan (media kolam buatan, ruang gerak terbatas).
Ukuran
panjang Padat lebar Lama pemeliharaan Pertambahan berat
1 – 2
cm 500 2 bulan _
2 – 5
cm 250 2 bulan _
5 – 8
cm 100 – 200 2 – 3 bulan 2 – 2,5% / bulan
12 – 15
cm 50 – 100 2 – 3 bulan 3,5 – 4% / bulan
18 – 25
cm 25 – 50 3 – 6 bulan 4 – 4,5% / bulan
Setelah bibit ditebar genangan air cukup 5 –
10 cm atau tanggulan tidak tertutup air.
PEMBERIAN
PAKAN
Karena belut termasuk hewan karnivora pakan
yang diberikan harus mengandung 65 – 70 protein jadi pembrian pakan hidup
seperti keong mas, ikan – ikan kecil seperti ikan sepat dan cacing tanah akan
lebih ekonomis karena sebagian besar ada dilapangan namun dapat juga pakan
pellet diberikan sebagai menu tambahanya, berdasarkan temuan dilapangan
ternyata selain keong mas pakan yang efisien adalah dengan memasukan beberapa
indukan katak sehingga dapat berkembang biak dihabitat tersebut. Jangan
memberikan pakan keong mas pada saat tanaman padi masih muda atau berumur
kurang dari 10Hst karena dikawatirkan keong mas dapat merusak tanaman padi.
Selain belut padi juga diberikan pakan berupa
pemberian pupuk baik majemuk (npk) ataupun tunggal (urea, sp 18 dan kcl) namun
disekitar tanaman padi sudah tersedia kompos organic yang sudah bersifat alami
atau slow relase maka sebaiknya quantity jumlah pupuk teralokasi cukup 50% dari
dosis normal yang lebih penting jangan menggunakan insektisida jenis KARBOPURAN
yang biasanya dicampurkan dengan pupuk dalam aplikasinya.
Dalam pemeliharaan tanaman juga upayakan
menggunakan insektisida/ fungisida organic dalam menangani hama dan penyakit
tanaman ini (GAPOKTAN SRI REJEKI) menyediakan, namun bila menggunakan
insektisida kimia dapat digunakan dari jenis pyretroid dan karbamat atau jenis insektisida ramah lingkungan lainya yang
sekarang banyak beredar yang perlu diperhatikan adalaqh pada saat penyemprotan
genangan air tidak kurang dari 5cm hal ini untuk mempercepat penguraian kandungan racun yang jatuh
ketanah dan jangan sekali – kali menggunakan racun/ insek yang dapat
mengakibatkan kematian pada belut.
KRITERIA DAN
JENIS INSEKTISIDA
1. Fosfor
organic
Adalah
bahan sintetik organic yang bekerja sebagai racun kontak atau sistemik,
mematikan serangga dengan cara menghambat aktivitas cholin esterase pada sistim
saraf serangga memiliki efek residu yang pendek, namun dapat membunuh belut.
Contoh
:
Diazinon
Diazinon 10G
Monokrotofos
Klorfiripos
Fenitrotion
2. Karbamat
Mempunyai
cara kerja dan sifat – sifat seperti pada insektisida fosfor organic, beberapa
contoh yang tidak membunuh belut :
BPMC
MIPC
Contoh yang dapat mmembunuh belut :
Karbaril
Karbopuran
3. Klor organic
Senyawa
disebut juga organoklorin umumnya bekerja sebagai racun kontak atau lambung
mempunyai residu yang panjang dapat membunuh belut
DDT
BHC
Endosulpan
4. piretroid
senyawa piretroid sintetis merupakan hasil rekayasa
meniru dan mengembangkan senyawa piretrin yang berasal dari bunga piretrium
(Insektisida Botani), umumnya bekerja sebagai racun kontak yang efektif
membunuh serangga beracun terhadap ikan dan lebah namun aman terhadap mamalia,
bersifat cinta lemak (Lipopilik), contohnya insek yang berbahan aktif :
Alfa sipermetrin
Beta sipermetrin
Deltametrin
Permetrin
Fenpalerat
Berdasarkan pengalaman dilapangan insek ini tidak membunuh belut.
5. ZPT
Adalah senyawa organic sintetik yang
dirancang menirukan kerja hormone yang secara normal ditemukan pada serangga
sehingga pertumbuhanya menjadi tidak normal dan tidak mampu menghasikan
keturunan atau mungkin mati, tetapi tidak membunuh belut cntohnya :
Diflubenjuron
Klorfuazuron
Buprofezin
6. Mikroba
Adalah formulasi insektisida yang yang
berasal dari organism mikro seperti jamur, protozoa, bakteri atau virus
organism mikro tersebut menyerang atau meracuni serangga sasaran tidak membunuh
belut tetapi dapat mengakibatkan belut terkena penyakit. Beberapa contoh insek
mikroba adalah :
DELFIN WDG
THURICIDE HP
Hal yang lebih penting dalam mina padi belut
ini adalah pemeliharaan dan pengamatan baik tanaman ataupun belut, karena
keterbatasan wawasan kami dalam hal bahan kimia mungkin saja masih ada beberapa
jenis insektisida yang tidak tertulis disini dapat membunuh atau mengganggu
pertumbuhan belut namun berdasarkan pengamatan dilapangan untuk jenis
insektisida yang sedang trend ternyata tidak dapat membunuh belut, (Prevaton –
Virtako).
PEMANENAN
Dilakukan setelah padi dipanen selanjutnya
limbah jerami agar ditaburkan diatas tanaman padi yang telah dipotong tadi agar
tanah tidak terkena sinar matahari langsung, selanjutnya masukan air atau kalau
tidak ada air karena saluran telah ditutup upayakan sebelum panen padi masukan
dulu air sehingga pada saat panen padi tanah tidak kering kerontang hal ini
dimaksudkan karena bila tanah sangat kering maka belut akan masuk kedalam tanah
yang lebih dalam untuk berlindung ketempat yang lembab.
Pemanenan dimulai dengan menarik sisa batang
jerami yang telah dipotong (diarit) sehingga tanah yang melekat diakar tanaman
dapat terangkat, proses ini juga merupakan kegiatan menggiring belut ketanggul
– tanggul.
Tahap selanjutnya bila belut sudah diambil
dari luar tanggulan focus kita selanjutnya ketanggulan atau media kompos,
bongkar kompos secara perlahan ambil belut yang sudah terperangkap ini namun
kompos yang sudah dibongkar dibuang ketempat/ area semula yang ditanami padi
(area 20). Hal inilah yang akan mengarah kepada MINA PADI BELUT MENUJU
TEKNOLOGI TANPA OLAH TANAH, walau disadari tidak akan sempurna untuk tahap
pertama tetapi bila setiap tanam proses ini diulang mudah – mudahan tujuan ini
akan tercapai sembari memberdayakan petani dalam meningkatkan keterampilan dan
kemampuan membuat kompos organic untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan
mengembalikan kesuburan tanah disamping KESIAPAN PETANI KARAWANG UNTUK GO
ORGANIK
Kalaupun ada yang lolos, belut hanya dapat
masuk kedalam tanah sampai batas kedalaman tanah yang keras (Lemah tandingan)
perlu diingat karena belut sangat peka terhadap sengatan cahaya matahari jadi
sebaiknya pemanenan dilakukan pagi – pagi antara jam 06.00 – 09.00 atau sore
hari dari jam 15.00, perlu juga diperhatikan media tempat hasil panen jangan
diisi air terlalu banyak serta jangan menyimpan terlalu banyak dan terlalu
lama, tetapi bahkan lebih baik diamankan dulu baru proses pemanenan dilakukan
lagi, bila tidak langsung dipasarkan untuk mengurangi tingkat kematian belut
dapat disimpan di bak penampungan dan isi air diatas ketinggian 10 cm.
KEUNTUNGAN
MINA PADI BELUT
1. Tanah
relative lebih subur, karena ketersediaan kompos organic.
2. Kandungan/
sirkulasi oksigen dalam tanah cukup tersedia, lubang – lubang belut akan
membuat tanah menjadi berongga.
3. Penggunaan
pupuk kimia menjadi berkurang, terjadi penurunan biaya proses produksi
disamping kotoran belut (fases) juga memberikan kesuburan.
4. Untuk jangka
panjang akan menuju teknologi tanpa olah tanah, efisiensi biaya traktor.
5. Tanaman padi
relative terlindungi dari hama tikus, ada karpet yang lebih tahan dari pada
plastic biasa.
6. Terdapat
multi produk dari areal yang sama, jika gagal panen padi masih dapat diharapkan
dari produk mina.
7. Pemberdayaan
petani dan proses pembelajaran partisipatif.
8. Cenderung
memilih insektisida yang bersahaja dan tidak berlebihan dalam menggunakan
racun.
9. Konsep
penanganan hama hayati, seperti keong mas, orong – orong, wereng serta hama
putih palsu.
10.
Pemanfaatan limbah yang selama ini terbuang,
limbah jamur, jerami serta kotoran ternak.
11.
Memunculkan musuh alami untuk hama wereng.
KELEMAHAN
1. Untuk jangka
pendek membutuhkan modal yang besar.
2. Untuk areal
rawan banjir sangat beresiko.
3. Hanya dapat
diterapkan untuk areal sawah cenderung dangkal, kedalaman lumpur lebih dari 40
cm tidak dapat diterapkan.
4. Harus
mencari dan membawa material dari luar pesawahan.
5. Kegagalan
akibat kematian salah teknis dapat saja terjadi.
6. Dibutuhkan
pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengelola.
7. Tahap
pertama untuk penerapan tehnik tanpa olah tanah tidak akan 100% berhasil, tidak
seperti ditraktor (tanah lebih hancur)
8. Jaminan
pemasaran untuk jangka panjang, bila sudah banyak yang melaksanakan produk akan
melimpah.
ANGGARAN
BIAYA DALAM MINA PADI BELUT
A. Investasi
-
Sewa lahan RP.
1.000.000,-
-
Karpet bangunan 15x15 @Rp.9000 Rp. 540.000,-
-
Bamboo 15 batang @Rp.6000 Rp. 90.000,-
Total Investasi Rp.
1.630.000,-
B. Biaya
operasional
-
Benih 70kg @Rp.30.000 Rp. 2.100.000,-
-
Tenaga kerja 20hr @Rp.40.000 Rp. 800.000,-
-
Media Rp. 600.000,-
-
Biaya pakan tambahan Rp. 450.000,-
-
Biaya panen Rp. 200.000,-
-
Penyusutan sewa lahan Rp. 41.000,-
-
Penyusutan karpet banguan Rp. 22.000,-
Total biaya
operasional Rp.
4.213.000,-
C. Penerimaan
-
Panen 300 x Rp. 30.000,- Rp.
9.000.000,-
D. Keuntungan Rp. 9.000.000 - Rp. 4.213.000,- = Rp. 4.748.000,-
E. Pertimbangan
usaha
1. BEP (break
event point) untuk harga produksi
BEP = Rp. 4.213.000,- : 300kg = Rp. 14.043,-
Dengan volume produksi 300kg titik balik modal tercapai jika harga
belut Rp.14.043,-/kg
BEP untuk volume produksi = Rp. 4.213.000,- : 30.000,- = 140.433kg
dengan harga jual Rp. 30.000,- titik balik modal tercapai jika volume produksi
140.433kg
2. B/C
(perbandingan penerimaan dan biaya)
B/C = Rp.9.000.000,- : Rp. 4.213.000,- = 2,13
Setiap penambahan biaya Rp. 1 akan peroleh penerimaan 2,13
3. NPV (net
present value) Rp. 9.000.000,- x 1/ (1+0,0083)4 = Rp. 8.973.000,- dengan asumsi
bunga bank 10% / tahun penerimaan diperoleh 4 bulan dengan nilai Rp.8.973.000,-
Oleh : H. Tatang Gunawan, S.P., dan Hadi Suherman Ketua Gapoktan Sri Rejeki